Perusahaan Korea Menawarkan Jasa Kloning Anjing
Sebuah perusahaan di Korea Selatan menawarkan jasa kloning khusus untuk pecinta anjing.
Insung Hwang, sang pemilik perusahaan tersebut, memasang harga yang mahal bagi pelanggan yang ingin “menghidupkan” kembali anjing kesayangannya, yaitu US$100.000 atau sekitar Rp 950 juta rupiah.
Hwang adalah peneliti di Yayasan Sooam Korea yang dijalankan oleh Hwang Woo-suk, ilmuwan yang ketahuan berusaha mengarahkan penelitiannya menjadi kloning manusia.
Kloning adalah proses menduplikasi makhluk hidup melalui rekayasa genetika secara aseksual. Proses ini ditentang oleh pemuka agama karena dianggap melangkahi ranah Tuhan.
Usaha Insung Hwang terbukti sukses di Amerika Serikat tahun lalu. Dia mendapatkan pesanan 12 anak anjing selama 2012. Sekarang, dia ingin ekspansi ke Inggris.
“Sudah ada yang menanyakan pada kami, tapi tampaknya angka US$ 100.000 terlalu mahal buat sebagian orang. Oleh karena itu, kami akan melakukan kompetisi essai mengenai kenapa mereka ingin mengklon anjingnya. Pemenangnya dapat diskon 50 persen,” ujarnya.
Untuk mengklon seekor anjing, Hwang hanya membutuhkan jaringan sel anjing yang akan diklon, saat anjing itu masih hidup atau dalam waktu lima hari dari kematiannya. Jaringan sel tersebut kemudian dibekukan.
Lalu anjing lain, bisa berbeda ras, akan bertindak sebagai pembawa sel telur. DNA sel telur tersebut diganti dengan jaringan sel tadi. Embrio yang mulai terbentuk di dalam sel telur tadi kemudian dipindahkan ke anjing lain yang akan melahirkan si anak anjing hasil kloning tersebut.
“dalam proses ini biasanya satu anak anjing terlahir dari proses kloning. Terkadang bisa tiga hingga empat anak anjing, kalau itu terjadi, si klien bisa membawa semuanya,” ujar Hwang.
Dia menambahkan kloning bukanlah ilmu pasti dengan hasil yang mutlak.
“Terkadang anak anjing yang dilahirkan cacat atau tidak sesuai dengan aslinya. Tapi kebijakan kami adalah mengklon lagi hingga sempurna. kami tidak pernah membunuh anjing. Anjing yang cacat bisa dibawa oleh klien,” ujarnya.
Dia mengatakan dalam kloning, anjing duplikat tidak selalu 100 persen sama persis dengan aslinya.
“Mereka adalah anak anjing yang memiliki ciri-ciri hampir mirip dengan anjing aslinya. Tapi bisa saja ada perbedaan. Seekor Dalmatian tidak akan sama persis dengan aslinya. Kami juga tidak menjamin sifat dan temperamen mereka sama dengan aslinya, tapi bisa jadi anjing klon menyimpan sifat-sifat yang sama dengan aslinya,” ujarnya.
Perusahaan Hwang saat ini mengincar proyek yang lebih besar. Bersama ilmuwan Rusia, Hwang akan mencoba meng-klon Gajah Mammoth yang sudah punah.
Sumber:
beritasatu.com