Setelah 23 Tahun Tidak Pernah Terlihat, Spesies Anjing Langka Ditemukan di Papua Indonesia
Anjing bernyanyi Papua, salah satu spesies yang dianggap punah di alam liar kembali terlihat di Pegunungan Mandala, Papua Barat IndonesiaSetelah lama dianggap punah, spesies anjing bernyanyi Papua Nugini (New Guinea singing dog atau Canis hallstromi) ditemukan oleh sekelompok pendaki gunung di wilayah Pegunungan Mandala, Papua, Indonesia. Spesies ini terakhir kali terlihat sekitar 23 tahun silam.
“Kami memandangnya selama sekitar 15 menit dan mereka pun melakukan hal yang sama. Mereka nampaknya sama keingintahuannya dengan kami, namun mereka tidak gugup atau terlihat takut,” ungkap salah satu pemandu pendakian ini, Tom Hewitt saat perjumpaannya dengan dengan seekor anjing bernyanyi berwarna krem.
Diperkirakan masih ada sekitar 200 ekor anjing bernyanyi di seluruh dunia, namun mereka biasanya dibesarkan sebagai hewan rumahan, bukan satwa liar. Mereka sering disebut sebagai Shiba Inu dan dianggap tak lagi ada di alam asli mereka.
Menurut lansiran National Geographic, banyak ahli mengatakan bahwa spesies yang terlihat ini memang satwa langka tersebut. Menurut James McIntyre, seorang pakar biologi yang berupaya mencari anjing ini di tahun 1996 mengatakan bahwa anjing ini memang berada di tempat dimana mereka disinyalir tinggal.
Sementara itu Janice Koler-Matznick, Kepala Guinea Singing Dog Conservation Society, sebuah lembaga yang berbasis di AS masih meragukan temuan Hewitt ini. Dia menyatakan bahwa warna yang dilihat oleh Hewitt belu pernah ia temui di seekor singing dog, karena mereka biasanya berwarna kemerahan atau hitam dan coklat. Namun tak membuka kemungkinan bahwa mutasi gen terjadi di alam liar, menurutnya.
Kendati masih ragu, Koler-Matznick berharap bahwa anjing yang ada di dalam foto itu memang anjing bernyanyi Papua Nugini. Setelah bertahun-tahun dia mencoba memasukkan spesies ini sebagai sebuah sub-spesies ke dalam daftar IUCN (International Union of Conservation for Nature) namun gagal karena tidak ada bukti DNA.
Suku-suku asli Papua yang menghormati anjing bernyanyi ini diyakini bisa menjadi salah satu mata rantai penting konservasi satwa langka ini. Saat ekspedisi tahun 1996 silam, McIntyre meihat penduduk desa menggantung rahang anjing ini di atas pintu rumah mereka sebagai tanda penghormatan.
Setelah penemuan ini, Koler-Matznick dan Tom Wendt, salah satu pendiri New Guinea Singing Dog International merencanakan untuk melakukan ekspedisi untuk melakukan survey terhadap anjing ini dan membuka kemungkinan adanya gen baru dalam garis keturunan anjing bernyanyi yang ada selama ini.
Sumber :
mongabay.co.id
Last Edited : 24 Dec 2012 10:46:57