Rabies, Penyakit Paling Mematikan pada Anjing dan Tidak Bisa Diobati, benarkah?
Apa itu Rabies?Rabies adalah virus yang dapat mempengaruhi otak dan sumsum tulang belakang dari semua mamalia, termasuk anjing, kucing, dan manusia. Meskipun dapat dicegah, ada alasan baik yang membuat penyakit rabies ditakuti oleh orang-orang. Setiap tahun, rabies menyebabkan kematian sebanyak 50,000 orang dan jutaan hewan di seluruh dunia. Setelah gejala-gejala muncul, penyakit ini akan berakhir dengan fatal.
Bagaimana anjing bisa terkena rabies?
Hewan yang terinfeksi rabies memiliki banyak virus pada air liur mereka, karena itu penyakit ini paling besar ditularkan ke anjing melalui gigitan dari hewan yang terinfeksi. Penyakit ini juga bisa ditularkan melalui goresan luka baru yang terkena air liur dari hewan yang terinfeksi. Risiko tertinggi jika anjing anda menghadapi hewan liar. Hewan pembawa virus yang paling umum adalah kelelawar, rakun, sigung dan rubah. Di Amerika Serikat, dilaporkan rabies pada kucing lebih banyak dibandingkan hewan domestik lainnya. Jika ada kucing di dalam rumah anda, sangatlah penting untuk memastikan mereka di vaksin dan tetap berada di dalam rumah.
Bagaimana gejala-gejala yang muncul jika terkena rabies?
Gejala rabies bisa dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
- Fase Prodromal
Selama fase awal yang berlangsung selama beberapa hari, penyakit ini menghasilkan perubahan yang tidak terlalu terlihat, yaitu:
- Hilang nafsu makan
- Lesu
- Demam kadang muncul kadang hilang
- Mudah marah atau keinginan untuk sendiri
- Fase “Mad Dog”
Fase ini biasa berlangsung kurang dari seminggu, ini adalah yang paling menakutkan karena biasanya gejala kekerasan paling sering terjadi pada fase ini, meskipun perlu dicatat bahwa tidak semua hewan yang terinfeksi rabies melalui fase ini. Beberapa orang dan hewan melewati fase ini dan langsung menuju ke fase ke-3, yaitu Paralytic.
Gejala yang muncul pada fase ke-2 ini adalah:
- Kurangnya kordinasi, gerakan otot yang tidak teratur atau kejang
- Perilaku agresif terhadap benda atau makhluk lain
- Gelisah dan berkeliaran tanpa tujuan dari satu tempat ke tempat lain
- Kebingungan dan tidak begitu mengenali orang-orang dan tempat yang harusnya sudah familiar baginya.
- Kurangnya rasa takut
- Fase Paralytic
Dalam tahap akhir dan mematikan dari penyakit ini, manusia dan anjing yang terinfeksi rabies memperlihatkan gejala-gejala berikut ini:
- Mulut berbusa : Gejala ini disebabkan oleh kelumpuhan yang terjadi pada tenggorokan dan otot rahang, yang membuat sulit untuk menelan ludah. Akibatnya, kebanyakan hewan tidak akan mau makan dan minum sama sekali pada tahap ini.
- Rahang mengendur yang juga disebabkan oleh berkembangnya kelumpuhan
- Kelumpuhan seluruh tubuh yang berakhir pada kematian
Perlu dicatat bahwa virus dapat tetap aktif di dalam tubuh hewan yang mati untuk waktu 48 jam dan darah serta cairan tubuh lainnya dari hewan tersebut bisa menularkan virus jika terkontak dengan luka segar yang terbuka atau selaput lendir.
Anjing apa yang paling beresiko tinggi terkena rabies?
Anjing yang tidak di vaksin dan diizinkan untuk berkeliaran di luar rumah tanpa pengawasan adalah yang paling beresiko tinggi. Mereka bisa bertemu dengan hewan liar dan memiliki kemungkinan besar untuk berkelahi dengan anjing atau kucing liar yang terinfeksi.
Bagaimana rabies di-diagnosis?
Tidak ada tes akurat untuk mendiagnosa rabies pada hewan hidup. Tes antibody fluorescent adalah yang paling akurat untuk diagnosa namun karena memerlukan jaringan otak, maka hal ini hanya bisa dilakukan setelah kematian hewan tersebut.
Bagaimana mengobati rabies?
Tidak ada pengobatan atau obat untuk rabies begitu gejalanya muncul. Karena rabies merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, maka anjing yang diduga mempunyai virus rabies akan di euthanasia.
Bagaimana cara mencegah rabies?
Anjing harus mendapat vaksinasi rabies untuk melindungi mereka dari penyakit ini bahkan jika digigit oleh hewan yang terinfeksi. Konsultasikan dengan dokter hewan anda mengenai vaksinasi yang harus dilakukan dan jadwal vaksinasi untuk anjing anda.
Menghindari kontak dengan hewan liar juga sangat diperlukan untuk pencegahan. Anda mungkin bisa memperkecil kemungkinan penularan dengan berjalan bersama anjing anda menggunakan leash dan mengawasinya saat ia berada di luar rumah.
Sumber:
www.aspca.org
dogs.lovetoknow.com
Last Edited : 20 Jul 2012 10:48:51