Metode Pemusnahan Rabies di Bali, Dianggap Tidak Manusiawi
Denpasar - Lembaga swadaya masyarakat Bali Animal Welfare (BAWA) mengkritik langkah Dinas Peternakan Bali yang juga menggunakan metode pemusnahan dalam mengatasi masalah rabies. Cara itu dinilai tidak efektif dalam menekan rabies.
"Membunuh anjing bukanlah solusi dari rabies," kata Direktur BAWA Janice Girardi, Senin, 1 Juli 2013. "Kami tahu beberapa anjing yang berpemilik dan anjing yang telah divaksin dibunuh dengan racun dalam beberapa bulan terakhir ini."
Metode pemusnahan, yang menggunakan racun strychnine dan cyanide, dinilai tak manusiawi sekaligus tak sesuai dengan standar internasional. Sebenarnya, kata Janice, pada Oktober 2010 sampai Mei 2011, ketika vaksinasi pertama mulai diberikan pada anjing, angka kejangkitan rabies pada manusia telah menurun hingga mencapai 77 persen.
"Vaksinasi adalah cara yang manusiawi dan satu-satunya cara untuk menghilangkan rabies secara komplet dari Bali," ujarnya. Sedangkan pemusnahan berpotensi menciptakan pemberitaan yang negatif bagi Bali karena adanya kekejaman pada binatang.
Selain vaksinasi, BAWA merekomendasikan langkah lain dalam penanganan rabies, yakni pelarangan dengan hukuman yang berat bagi orang yang membuang anak-anak anjing. Menurut Janice, di Bali, ada kebiasaan membuang anak anjing betina. Jumlahnya sangat besar, hampir menyentuh 85 persen. “Selain itu, harus ada larangan keras untuk membuang anjing ke jalanan,” katanya.
Seperti diberitakan, dalam upaya menuntaskan masalah rabies di Bali, Dinas Peternakan Bali berencana melakukan eliminasi pada anjing liar di jalanan yang sudah dibuang oleh pemiliknya. Hal itu karena anjing liar dianggap sebagai mata rantai penyebaran rabies yang sulit divaksinasi.
Sumber:
Tempo.co
photos by news.com.au, independent.co.uk
Last Edited : 02 Jul 2013 10:01:46